Makalah Tentang Melambungnya Harga Kedelai
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahu dan tempe,
semua orang Indonesia pasti tahu makanan ini. Makanan asli Indonesia ini
merupakan salah satu makanan favorit yang mudah dijumpai dimana saja. Selain
karna harganya yang terjangkau, makanan ini juga memiliki kandungan protein
yang tinggi. Tapi mengapa beberapa waktu yang lalu begitu sulit menemukan
keduanya bahkan? bisa dibilang langka. Kalaupun ada mengapa ukurannya menjadi
semakin kecil? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Maka dari itu sebelum
melangkah lebih jauh, saya sebagai penulis mencoba menyajikan informasi tentang
masalah ini, mengingat tahu dan tempe merupakan salah satu makanan yang
merakyat dan Indonesia merupakan negara agraris.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Mengapa kenaikan harga kedelai
ini bisa terjadi?
2.
Apakah solusi dari masalah kenaikan
harga kedelai?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui penyebab kenaikan harga kedelai
2.
Untuk mengetahui solusi dari
masalah kenaikan harga kedelai
BAB II
PEMBAHASAN
A. MELAMBUNGNYA HARGA KEDELAI
Harga kedelai yang telah mencapai harga Rp. 8.000,- membuat para
produsen tahu dan tempe kewalahan dalam memperoleh bahan baku pembuatan tahu
dan tempe. Dulu orang bangga makan Semur daging dan ayam opor, ketimbang makan
tahu tempe, tapi kini tahu dan tempe barang mahal dan langka. Namun siapa sangka
hari ini tahu dan tempe menjadi makanan elit atau bahkan nyaris hilang dari
pasar karena aksi mogok para produsen tahu dan tempe yang menuntut
diturunkannya harga kedelai yang melonjak cukup tinggi. Para produsen tahu
tempepun menyiasiati mahalnya harga kedelai yang melonjak cukup tinggi tersebut
dengan memperkecil ukuran tahu tempenya. Akankah tahu dan tempe menjadi barang
yang langka ataupun kalau ada harga bisa melebihi seekor ayam potong?
Sebenarnya masalah kenaikan harga kedelai ini adalah ulangan
kejadian tahun 2008. Pada saat itu, banyak pengusaha tahu dan tempe harus
menghentikan produksinya karena kenaikan biaya produksi yang tidak
sebanding dengan harga jual. Solusi yang diberikan pemerintah pada waktu itu
adalah mencari sumber impor kedelai dari negara lain selain AS. Penulis yakin
solusi untuk mengatasi kenaikan harga kedelai tahun ini juga sama, yaitu
mengimpor kedelai dari negara lain selain AS. Namun demikian, solusi itu tidak
mengatasi masalah mendasar dari industri ini yaitu kerentanan bahan baku dari
fluktuasi harga dan pasokan.
Pada dasarnya hampir semua industri berbasis produk pertanian di
Indonesia mempunyai masalah yang sama dengan industri tempe dan tahu. Hal ini
merupakan akibat ketidakjelasan tata kelola industri nasional secara
menyeluruh. Pelaku industri dan pemerintah cenderung mencari jalan keluar
instan yang hanya bersifat sementara, ada pun masalah fundamental tetap tidak
terpecahkan.
Untuk mengatasi melonjaknya harga kedelai, pemerintahpun segera
mengambil langkah-langkah untuk dapat menurunkan harga kedelai dengan memberikan dan memfasilitasi keleluasaan
kepada Koperasi Pengrajin Tahu dan Tempe untuk mengimpor langsung kedelai. “Kementerian
Perdagangan juga telah melakukan pembicaraan dengan pengimpor kedelai untuk
tidak mengambil keuntungan yang tinggi di dalam situasi kedelai dunia yang
sedang mendapatkan persoalan karena kekeringan dan China mengimpor kedelai yang
sangat besar lebih dari 60 juta ton,” lanjut Hatta.
Harga bahan baku kedelai impor dari Amerika Serikat (AS) naik sampai
kisaran Rp7.800-Rp8.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 5.000-Rp 6.000
per kilogram. Kondisi ini memaksa pengusaha tahu tempe untuk menghentikan
produksi mereka. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tahu dan tempe sejak lama
menyimpan masalah laten yaitu ketergantungan bahan baku terhadap kedelai impor.
Hal ini sebenarnya ironis mengingat tahu dan tempe sering disebut makanan asli
Indonesia, tetapi bahan bakunya justru diimpor dari AS. Penyebab utama kenaikan
harga bahan baku kedelai sebenarnya dipicu oleh kekeringan yang melanda daerah
pertanian utama di Midwest, AS. Departemen Pertanian AS menyebutkan produksi
kedelai turun dari 81,25 juta ton pada tahun musim panen tahun 2011 menjadi
76,25 juta ton pada musim panen tahun ini.
Menko
Perekonomian mengajak semua pihak untuk terus mendorong petani-petani kedelai
kita untuk terus meningkatkan produksi dan memanfaatkan, situasi keadaan dunia
yang sedang kekurangan ini.
B. AKAR PERMASALAHAN
Menteri Pertanian
Suswono mengatakan melonjaknya harga kedelai saat ini akibat petani beralih ke
komoditas jagung. Komoditas jagung dinilai lebih menjanjikan karena harganya
lebih tinggi. "Jagung dan kedelai ditanam dalam waktu yang sama. Saat ini
petani cenderung beralih ke jagung. Sebab dengan harga kedelai Rp 5 ribu,
petani berat untuk kedelai," kata Menteri Pertanian Suswono saat ditemui
di kantornya, Jakarta, Selasa, 24 Juli 2012.Pada Januari lalu harga eceran
kedelai hanya Rp 5.500 - Rp 5.600 per kilogram. Namun saat ini harganya sudah
mencapai Rp 8 ribu per kilogram.
Kenaikan harga kedelai
juga disebabkan produksi kedelai di Amerika Serikat menurun. Padahal, Negeri
Abang Sam ini adalah penghasil kedelai terbesar di dunia dan sumber ekspor
kedelai ke Indonesia. Selain itu, kata Suswono, Cina mulai membeli kedelai
secara besar-besaran. Akibatnya, pasokan kedelai di pasar dunia menipis
Harga kedelai yang
melonjak ini membuat perajin tempe dan tahu berniat mogok kerja. "Inilah
persoalan ketika harga kedelai tinggi, maka produsen tempe dan tahu yang akan
berteriak. Karena kita masih impor kedelai 60 persen dan 40 persen lokal,"
ujar Suswono.
Bayangkan
saja kebutuhan nasional kedelai 2,4 juta ton/tahun. Demand (permintaan) sebesar
itu hanya bisa dipenuhi di dalam negeri sekitar 600 ribu/ tahun. Terdapat
kekurangan yang mencapai 1,8 juta ton/tahun.Ini adalah peluang !!!! Peluang
bagi penduduk anak negeri. Peluang itu bisa menciptakan ratusan ribu pekerjaan
baru bagi anak negeri. Bahkan bisa berdampak efek domino, menggerakan ekonomi
dalam negeri dalam skala luas.
Permasalahan
kedelai ini dapat digolongkan dalam 5 kategori :
1. Kebijakan
Pemerintah
Ini adalah masalah utama. Contohnya adalah kepemilikan
lahan. Beberapa tahun yang lalu, sudah ada RUU Lahan Pertanian abadi
Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA ) Winarno Tohir
mengatakan, RUU Lahan Pertanian Abadi yang disampaikan pemerintah kepada DPR
dan baru dibahas mulai awal tahun ini. Sayang, perkembangan pembahasannya belum
juga menunjukkan perkembangan.”Agar ada kepastian untuk ketersediaan lahan
pertanian, sudah seharusnya RUU ini cepat diselesaikan,” ujar Winarno, Sabtu
(15/11).Winarno menjelaskan, RUU Lahan Pertanian Abadi dibutuhkan untuk menjadi
penyeimbang antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan pertanian.
Bila tidak, bukan tidak mungkin Indonesia bakal kesulitan suplai pangan.Di
dalam RUU tersebut, lanjut dia, disebutkan ada jaminan untuk lahan pertanian.
Itu dalam artian, masyarakat diwajibkan menyediakan lahan pertanian baru bila
ingin mengalihfungsikan lahan pertanian yang ada untuk fungsi lain seperti
diganti untuk perumahan. “Jadi prinsipnya boleh menggunakan lahan pertanian
asal menggantikan lahan baru untuk lahan pertanian yang dipakai,” sambungnya.
2. Bea Masuk Kedelai
Selanjutnya, Menaikkan biaya masuk kedelai. Menurut saya,
biaya masuk tarif impor kedelai 5 % terlalu rendah. Dengan menaikkan biaya ini,
maka harga kedelai bisa mahal. Dan ini peluang bagi petani kedelai. Bukannya
malah menjadikan tarif impor menjadi 0 %. Dimana logikanya?
Malah hari ini, pemerintah telah menghapus bea masuk
kedelai. Alasannya karena darurat. Alasanyang tidak tepat. Masa darurat terjadi
berkali-kali. Ingat tahun 2008, kita juga sudah pernah mengalaminya.
3. Tata Niaga Kedelai
Bila harga sedang naik, petani cendrung latah tanam kedelai.
Hasilnya, harga jeblok. Petani rugi. Tak mau lagi tanam kedelai. Ini adalah
dilema. Menentukan tata niaga kedelai bisa dijadikan ajuan bagi petani kedelai.
Ada harga ekonomis terendah bagi kedelai.
4. Pola
Pikir
Saya
sudah menjelasakan dalam tulisan mengenal musim tanam dan
pola tanam dan pola tanam padi
sawah dan IP 400. Dengan cara sederhana, menerapkan pola tanam yang
benar maka hasil kedelai bisa tingkatkan. Bahkan bisa swasembada kedelai. Tapi
pola pikir pengambil kebijakan dan sebagian besar para petani terbalik.
Mereka ingin agar sawahnya, ditanam padi selama 1 tahun. Bahkan kalau bisa
menjadi IP 400. agar swasembada padi berkelanjutan. Pola pikir terbalik juga
terdapat pada SL PTT padi dan kedelai. Di daerah tertentu dengan SL PTT padi,
kadang poktan diberikan benih yang lama seperti Ciherang (2000). Padahal, di daerah
tsb sudah ada yang tanamin padi.
Demikian
pula dengan kedelai. Ada daerah tertentu yang mendapatkan SL PTT kedelai. Yang didapat
varietas anjasmoro, padahal ada varietas lain seperti grobogan yang jelas-jelas
di daerah tsb sudah terbukti unggul. Akibatnya yaitu hasil padi yang
digadang-gadang malah hasilnya kurang. Jumlah air yang dibutuhkan banyak. Hama
dan penyakit padi meningkat. Dan banyak kerugian lagi yang didapatkan. Bila ada
contoh dari daerah tertentu seperti Grobogan. Harusnya daerah lain
mencontoh. Dan tugas pemerintah menyebarkan keberhasilan daerah yang
sudah bagus dalam hal ini penanganan kedelai.
5. Program
Berkelanjutan
Pertama, mulai dari penciptaan kedelai lokal yang sesuai
pasar. Memberi insentif bagi para pemulia tanaman kedelai. Kedua, membuat
sekolah khusus yang berkaitan dengan kedelai. Didik tenaga-tenaga muda yang
akan menjadi ahl-ahli kedelai. Buat sekolah yang dibiayai oleh pemerintah. Ketiga,
menciptakan penangkar-penangkar benih kedelai. Dari adanya penangkar-penangkar
inilah akan tercipta ribuan tenaga kerja. Belum lagi, di kebun pangkar perlu
pupuk organik, pupuk kimia dll. Dari pupuk organik, akan tercipta ribuan
tenagakerja baru. Dari mulai proses distribusi akan ada tenaga kerja baru yang
tercipta dst dst. Keempat, menciptakan daerah unggul kedelai. Untuk jagung,
provinsi Gorontalo sudah menjadi pelopornya. Kelima, memetakan daerah-daerah
yang lahannya terlantar. Lahan-lahan ini bisa dijadikan lahan kedelai.
Faktor
lain yang tak kalah penting, yaitu ketergantungan Indonesia terhadap kedelai
impor menjadikan industri pengguna kedelai terbelenggu oleh harga komoditas ini
di pasar global. Maklum, hampir 90% kebutuhan kedelai dalam negeri masih harus
dipasok dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat (AS) dan Amerika
Selatan. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2011, total
produksi kedelai produksi dalam negeri hanya mencapai 851.286 ton atau memasok
29% dari total kebutuhan dalam negeri yang mencapai hampir 2,6 juta ton (lihat
tabel).
Alhasil,
sisa kebutuhan ditutup oleh kedelai impor yang mencapai 2,09 juta ton. Hampir
80% di antaranya berasal dari AS (1,85 juta ton). Oleh karena itu, kondisi di
negara penghasil kedelai sangat berpengaruh pada pasokan dan harga. Tren
kenaikan harga kedelai saat ini, misalnya, dipicu oleh kekeringan di sebagian
wilayah AS, termasuk di sebagian setra pertanian. Departemen Pertanian AS
menyatakan, 1.300 kota di 29 negara bagian mengalami kekeringan sehingga
mengakibatkan kondisi lahan berada pada level terburuk sejak 1988. Saat itu,
produksi kedelai negara itu anjlok 20% dibanding tahun sebelumnya.
Katakanlah
kekeringan di AS tidak terjadi. Problem lain yang menggelayuti industri
pengguna kedelai adalah tata niaga kedelai masih dikuasai oleh beberapa
perusahaan. Ada empat importir besar dan beberapa puluh distributor yang
leluasa menentukan harga. Jadi, tidak mudah mengubah system perdagangan yang sudah
mengakar ini.
C. MENANTI SOLUSI DARI PEMERINTAH
Pemerintah
sudah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi krisis tingginya harga kedelai.
Sayang, kebijakan ini tak bisa otomatis menurunkan harga karena pasokan kedelai
sangat dipengaruhi beberapa faktor yang perlu solusi jangka panjang. Dalam
rencana kerja Kementerian Pertanian, untuk mencapai swasembada kedelai pada
2014, maka produksi harus mencapai 2,7 juta ton. Namun, upaya swasembada ini
masih terkendala masalah lahan. "Swasembada kedelai memerlukan tambahan
lahan minimal 500 ribu hektare," kata dia. Saat ini pihaknya sedang
mengupayakan menambah lahan yang diinventarisasi oleh Badan Pertanahan
Nasional. Kementerian Pertanian dan BPN sepakat untuk meretribusi lahan untuk
kebutuhan pertanian. Dalam satu bulan ke depan, pihaknya bersama BPN akan
mengkaji lahan mana yang bisa didistribusikan kepada petani. Namun, jika
ternyata tak kunjung terealisasi, maka akan diterapkan pola inti-plasma. Suswono
juga punya rencana lain. Untuk menggenjot produksi kedelai, maka akan dilakukan
dengan sistem tumpang sari. Potensi penanaman sistem tumpang sari ini bisa
setara perluasan lahan 200 ribu hektare. Musim kemarau dianggap cocok untuk
mulai menanam kedelai.
Agar
tidak bergantung pada penambahan lahan, Kementerian Pertanian akan mengupayakan
peningkatan produktivitas dari 1,3 ton per hektare menjadi 1,54 ton per
hektare. Lalu pemberian bantuan benih unggul, meningkatkan penggunaan pupuk,
dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. "Dalam dua tahun masih
memungkinkan untuk swasembada," katanya.
Aksi
mogok para produsen tempe dan tahu selama tiga hari sampai akhir pekan lalu
memaksa pemerintah bergerak. Menjawab aspirasi para produsen tempe tahu yang
mengeluhkan harga kedelai yang makin tinggi sejak Mei 2012 lalu, lewat Kementerian
Perdagangan (Kemendag), pemerintah member solusi.
Pertama, menghapus bea masuk impor kedelai dari 5% menjadi 0% mulai Agustus hingga Desember 2012, sebagai solusi krisis kedelai dalam jangka pendek. Kedua, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga menyebutkan bahwa pemerintah akan memfasilitasi Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) untuk mengimpor kedelai sendiri, termasuk kemungkinan kerjasama dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).
Pertama, menghapus bea masuk impor kedelai dari 5% menjadi 0% mulai Agustus hingga Desember 2012, sebagai solusi krisis kedelai dalam jangka pendek. Kedua, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga menyebutkan bahwa pemerintah akan memfasilitasi Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) untuk mengimpor kedelai sendiri, termasuk kemungkinan kerjasama dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).
Meski
pemerintah berharap solusi jangka pendek itu begitu manjur, para pelaku
industri kedelai menganggap kebijakan ini kurang efektif. Menurut Sutaryo,
Ketua Umum Induk Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Inkopti), penghapusan
bea masuk tak serta-merta bisa dinikmati oleh para perajin tempe dan tahu.
Sebab, kebijakan itu baru berlaku untuk kedelai impor yang masuk mulai 1
Agustus 2012. “Pengaruhnya ke harga baru bisa dirasakan pada September atau
Oktober nanti,” tuturnya.
Sejatinya,
tujuan para perajin tempe dan tahu mogok hanya satu: meminta agar harga kedelai
lebih stabil. Sutaryo yakin, jika komoditas kedelai diserahkan sepenuhnya ke
mekanisme pasar, sangat susah menciptakan stabilitas harga. Alhasil, perlu ada
pembenahan tata niaga yang mampu mengimbangi dominasi importir besar supaya
harga lebih stabil. Tapi, dia pesimistis, mengubah tata niaga juga tak akan
berumur lama. Setiap ganti pejabat dan pemerintahan, muncul kebijakan baru.
Karena itu, yang paling penting, pemerintah fokus menjalankan strategi jangka
panjang untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Tak cukup
menggembar-gemborkan target swasembada, tapi perlu ada program yang nyata dan
terarah. Salah satunya adalah mencari solusi untuk ketersediaan lahan penanaman
kedelai dalam jumlah besar. Sampai tahun lalu, lahan produksi kedelai hanya
630.000 hektare. “Indonesia butuh minimal 1,2 juta hektare tambahan lahan untuk
mencapai swasembada kedelai,” ujar Benny A. Kusbini, Ketua Umum Dewan Kedelai
Nasional.
Selain
itu, produktivitas tanaman kedelai lokal juga harus ditingkatkan. Sebagai contoh,
tingkat produktivitas pertanian kedelai di AS bisa mencapai 2,6 juta ton per
hektare. Sementara, rata-rata produktivitas tanaman kedelai di Indonesia baru
mencapai 800 kilogram (kg) hingga 1 ton per hektare. Kualitas hasil panen
kedelai juga perlu jadi perhatian. Menurut Rachmat Hidayat, Direktur Urusan
Perusahaan PT Cargill Indonesia, para produsen makanan lebih menyukai kedelai
impor asal AS lantaran warnanya putih dengan ukuran yang lebih besar dan
seragam. Beda dengan kedelai lokal yang ukurannya lebih kecil. “Kedelai lokal
banyak diserap oleh produsen pakan ternak,” katanya
Pengelolaan
sektor pertanian lebih mudah untuk dikonsepkan daripada dilaksanakan. Ada empat
hal yang harus ditata dalam sektor pertanian, yaitu inovasi teknologi
pertanian, alih fungsi lahan, kelembagaan dan stabilisasi harga. Inovasi
teknologi pertanian di Indonesia sebenarnya sudah dilakukan dengan tingkat
kemajuan luar biasa. Kemampuan beberapa perguruan tinggi dan lembaga riset
pertanian untuk mengembangkan bibit unggul dan teknik pengendalian hama bisa
diandalkan. Hanya saja respons pemerintah untuk menggunakan teknologi ini
sebagai prosedur standar dalam pengelolaan tanaman produktif tidak bisa
diharapkan. Alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman di beberapa kota
besar tidak terkendali sehingga berdampak pada produksi pertanian.
Perubahan peran Bulog sebagai lembaga yang mempunyai kemampuan
mengatur pasokan produk pertanian sangat mempengaruhi jumlah pasokan produk
pertanian yang strategis. Dalam kasus krisis tahu tempe, peran pihak swasta
importir kedelai sangat besar. Penulis yakin jika dampak kekeringan di AS sudah
selesai dan pasokan kedelai di sana normal, harga kedelai tidak akan turun
serta merta karena perilaku mencari untung dari para importir.
Kelemahan utama sektor pertanian adalah harga produk pertanian
yang fluktutatif. Hal ini juga terkait dengan peran Bulog yang tidak diberi
kewenangan untuk melaksanakan stabilisasi harga. Dalam pengelolaan sektor
pertanian, pemberlakuan kebijakan harga tetap diperlukan karena akan menjamin
petani bersedia menanam komoditas pertanian strategis seperti kedelai.
Kebijakan harga tetap jelas membutuhkan subsidi, namun mekanismenya bisa
disesuaikan dengan pemberian subsidi pada pengadaan bibit dan pupuk sehingga
harga jual tetap menguntungkan petani.
Berdasarkan paparan ini kita bisa melihat bahwa krisis tahu tempe,
makanan yang sering dianggap sepele ternyata solusinya tidak sepele. Selain
itu, solusi masalah ini akan menyelesaikan permasalahan lain di dalam sektor
pertanian maupun industri secara umum di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kekeringan di sebagian
wilayah AS, termasuk di sebagian setra pertanian. Departemen Pertanian AS
menyatakan, 1.300 kota di 29 negara bagian mengalami kekeringan. Dan itu
menyebabkan gagal panen yang berimbas kepada Indonesia karena untuk memenuhi
kebutuhan kedelai dalam negeri Indonesia masih mengimpor dari AS.
2.
Solusi yang pertama yaitu, mulai dari penciptaan
kedelai lokal yang sesuai pasar. Memberi insentif bagi para pemulia tanaman
kedelai. Kedua, membuat sekolah khusus yang berkaitan dengan kedelai. Didik
tenaga-tenaga muda yang akan menjadi ahl-ahli kedelai. Buat sekolah yang
dibiayai oleh pemerintah. Ketiga, menciptakan penangkar-penangkar benih
kedelai. Dari adanya penangkar-penangkar inilah akan tercipta ribuan tenaga
kerja. Belum lagi, di kebun pangkar perlu pupuk organik, pupuk kimia dll. Dari
pupuk organik, akan tercipta ribuan tenagakerja baru. Dari mulai proses
distribusi akan ada tenaga kerja baru yang tercipta dst dst. Keempat,
menciptakan daerah unggul kedelai. Untuk jagung, provinsi Gorontalo sudah
menjadi pelopornya. Kelima, memetakan daerah-daerah yang lahannya terlantar.
Lahan-lahan ini bisa dijadikan lahan kedelai.
B. SARAN
Seharusnya pemerintah harus cepat tanggap
tidak hanya tinggal diam saja. Seperti sekarang ini misalnya, pemerintah baru
merespon setelah ada pemberitaan tentang naiknya harga kedelai. Pemerintah
harus menetapkan atau menjaga harga kedelai supaya tetap stabil. Sehingga pada
waktu petani memanen kedelainya harganya tidak merosot. Kalau perlu pemerintah
melakukan sosialisasi kepada para petani untuk menanam kedelai. Selain itu
pemerintah juga harus melakukan swasembada, tidak hanya kedelai melainkan semua
jenis hasil pertanian agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar